ARI AKBAR

Galaksi Bimasakti

Bima Sakti (dalam bahasa Inggris Milky Way, yang berasal dari bahasa Latin Via Lactea, diambil lagi dari bahasa Yunani Γαλαξίας Galaxias yang berarti "susu") adalah galaksi spiral yang besar termasuk dalam tipe Hubble SBbc dengan total masa sekitar 1012 massa matahari, yang memiliki 200-400 milyar bintang dengan diameter 100.000 tahun cahaya dan ketebalan 1000 tahun cahaya.[1] Jarak antara matahari dan pusat galaksi diperkirakan 27.700 tahun cahaya. Di dalam galaksi bima sakti terdapat sistem Tata Surya, yang didalamnya terdapat planet Bumi tempat kita tinggal. Diduga di pusat galaksi bersemayam lubang hitam supermasif (black hole). Sagitarius A dianggap sebagai lokasi lubang hitam supermasif ini. Tata surya kita memerlukan waktu 225–250 juta tahun untuk menyelesaikan satu orbit, jadi telah 20–25 kali mengitari pusat galaksi dari sejak saat terbentuknya. Kecepatan orbit tata surya adalah 217 km/d.

Di dalam bahasa Indonesia, istilah "Bima Sakti" berasal dari tokoh berkulit hitam dalam pewayangan, yaitu Bima. Istilah ini muncul karena orang Jawa kuno melihatnya sebagai bayangan hitam yang dikelilingi semacam "aura" cemerlang. Sementara itu, masyarakat Barat menyebutnya "milky way" sebab mereka melihatnya sebagai pita kabut bercahaya putih yang membentang pada bola langit. Pita kabut atau "aura" cemerlang ini sebenarnya adalah kumpulan jutaan bintang dan juga sevolume besar debu dan gas yang terletak di piringan/bidang galaksi. Pita ini tampak paling terang di sekitar rasi Sagitarius, dan lokasi tersebut memang diyakini sebagai pusat galaksi.

Diperkirakan ada 4 spiral utama dan 2 yang lebih kecil yang bermula dari tengah galaksi. Dan dinamakan sebagai berikut:
Lengan Norma
Lengan Scutum-Crux
Lengan Sagitarius
Lengan Orion atau Lengan Lokal
Lengan Perseus
Lengan Cygnus atau Lengan Luar

Referensi:
1.  Christian, Eric How large is the Milky Way?. Diakses pada 6 Februari 2009.
2.  Sanders, Robert, "Milky Way Galaxy is warped and vibrating like a drum", UCBerkeley News, 9 Januari 2006. Diakses pada 24 Mei 2006.
3.  Frommert, H.; Kronberg, C.. The Milky Way Galaxy. SEDS. Diakses pada 9 Mei 2007

Milky Way from Jeff Smith on Vimeo.

Tan Malaka

TAN MALAKA(1896-1949)

SUTAN IBRAHIM

Pahlawan Nasional


Tan Malaka

DAFTAR ISI

I.LATAR BELAKANG
a. Riwayat Hidup ------------------------------------------------------------------------- 4

b. Karya-karya Tan Malaka -------------------------------------------------------------- 5

II.CATATAN PERISTIWA

a. Masa Revolusi Fisik -------------------------------------------------------------------- 6

b. Pemilu 1955 ----------------------------------------------------------------------------- 7

c. Persaingan dengan PKI ---------------------------------------------------------------- 7

d. Masa Orde Baru ------------------------------------------------------------------------ 8

e. Masa Reformasi ------------------------------------------------------------------------ 8

III.POKOK PEMIKIRAN & GAGASAN

a. Perjuangan ------------------------------------------------------------------------------ 9

b. Madilog -------------------------------------------------------------------------------- 11

c. Pahlawan ------------------------------------------------------------------------------- 12

d. Tan Malaka dalam Fiksi ------------------------------------------------------------- 13

e. Pendiri Partai Murba ----------------------------------------------------------------- 15

IV.DAFTAR PUSTAKA

a. Rujukan -------------------------------------------------------------------------------- 16

b. Referensi ------------------------------------------------------------------------------- 16


LATAR BALAKANG

Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 19 Februari 1896 – meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 16 April 1949 pada umur 53 tahun)[1]) adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin sosialis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris.

Dia kukuh mengkritik terhadap pemerintah kolonial Hindia-Belanda maupun pemerintahan republik di bawah Soekarno pasca-revolusi kemerdekaan Indonesia. Walaupun berpandangan sosialis, ia juga sering terlibat konflik dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Tan Malaka menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam pembuangan di luar Indonesia, dan secara tak henti-hentinya terancam dengan penahanan oleh penguasa Belanda dan sekutu-sekutu mereka. Walaupun secara jelas disingkirkan, Tan Malaka dapat memainkan peran intelektual penting dalam membangun jaringan gerakan sosialis internasional untuk gerakan anti penjajahan di Asia Tenggara. Ia dinyatakan sebagai "Pahlawan revolusi nasional" melalui ketetapan parlemen dalam sebuah undang-undang tahun 1963.[rujukan?]

Tan Malaka juga seorang pendiri partai Murba, berasal dari Sarekat Islam (SI) Jakarta dan Semarang. Ia dibesarkan dalam suasana semangatnya gerakan modernis Islam Kaoem Moeda di Sumatera Barat.

Tokoh ini diduga kuat sebagai orang di belakang peristiwa penculikan Sutan Sjahrir bulan Juni 1946 oleh "sekelompok orang tak dikenal" di Surakarta sebagai akibat perbedaan pandangan perjuangan dalam menghadapi Belanda.[2]



a. Riwayat Hidup Tan Malaka


1. Saat berumur 16 tahun, 1912, Tan Malaka dikirim ke Belanda.

2. Tahun 1919 ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai guru disebuah perkebunan di Deli. Ketimpangan sosial yang dilihatnya di lingkungan perkebunan, antara kaum buruh dan tuan tanah menimbulkan semangat radikal pada diri Tan Malaka muda.

3. Tahun 1921, ia pergi ke Semarang dan bertemu dengan Semaun dan mulai terjun ke kancah politik

4. Saat kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka di undang dalam acara tersebut.

5 Januari 1922 ia ditangkap dan dibuang ke Kupang.

6. Pada Maret 1922 Tan Malaka diusir dari Indonesia dan mengembara ke Berlin, Moskwa dan Belanda.



b. Karya-karya Tan Malaka

Parlemen atau Soviet?


SI Semarang dan Onderwijs

Komunisme dan Pan-Islamisme

Menuju Republik Indonesia (Naar de 'Republiek Indonesia')

Semangat Muda

Aksi Massa

Madilog Karya Penting!

Manifesto Jakarta

Politik

Rencana Ekonomi Berjuang

Muslihat

Situasi Politik Luar dan Dalam Negeri

Thesis

Islam Dalam Tinjauan Madilog

Pandangan Hidup

GERPOLEK (GERilya - POLitik - EKonomi) Karya Penting!

Kuhandel di Kaliurang

Uraian Mendadak

Proklamasi 17-8-1945, Isi dan Pelaksanaannya


CATATAN PERISTIWA

a. Masa revolusi fisik

Itu pula yang kemudian menyebabkan keduanya bukan hanya bersaing sebagai organisasi kiri melainkan bermusuhan. Pertikaian paham mengenai pemberontakan PKI 1926/1927 antara Tan Malaka dan Musso berdampak panjang. Ketika Musso pulang ke Indonesia pada 1948, program politiknya memiliki berbagai kesamaan dengan Tan Malaka. Namun, ketika ditanya wartawan apakah mereka akan bekerja sama, Muso menjawabnya sinis. Bila ia punya kesempatan, katanya, yang pertama dilakukannya adalah menggantung Tan Malaka.

Sejak awal sudah terjadi perdebatan apakah Murba akan dijadikan partai kader atau partai massa. Namun yang jelas partai ini lahir dalam kancah revolusi karena dikembangkan sambil bergerilya. Ada Chaerul Saleh di Jawa Barat dengan Barisan Bambu Runcing. Sukarni dan kawan-kawan yang menyebar dari Yogyakarta ke Jawa Tengah, dan Tan Malaka sendiri di Jawa Timur yang bergabung dengan batalion yang dipimpin Mayor Sabarudin. Ketiga upaya itu akhirnya gagal. Chaerul Saleh ditangkap, lalu diperintahkan Presiden Soekarno untuk studi ke Jerman. Dan sebelum gerakan kelompok Tan Malaka terkristalisasi, terjadilah Agresi Militer II pada bulan Desember 1948.

Setelah Tan Malaka tewas, Murba masih memiliki banyak tokoh seperti Iwa Kusumasumantri, Chaerul Saleh, Adam Malik, Sukarni dan Prijono. Walaupun terdiri dari pemuda yang bersemangat, akan tetapi dalam berorganisasi mereka kurang handal. Kisah dan nama besar Tan Malaka dijadikan legenda, tetapi pemikirannya tidak dijabarkan dalam bentuk aksi. Mesin pengkaderan partai di berbagai sektor tidak berjalan sama sekali. Partai ini sama sekali tidak memiliki penerbitan serius, kecuali Pembela Proklamasi yang terbit 20 edisi. Upaya mendekatkan Murba dengan PKI seperti dirintis Ibnu Parna dari Acoma (Angkatan Communis Muda) ditolak elite PKI. Pada saat itu, M.H. Lukman, anggota Politbiro PKI menulis bahwa Tan Malaka adalah pengkhianat Marxisme-Leninisme. ("Bintang Merah, 15 November 1950").



b. Pemilu 1955

Pemilu 1955 merupakan pengalaman pahit sekaligus kehancuran partai pada saat itu. Murba hanya memperoleh 2 dari 257 kursi yang diperebutkan. Dalam pemilu selanjutnya partai ini bahkan tak berhasil sama sekali masuk dalam parlemen.


c. Persaingan dengan PKI

Demokrasi terpimpin memberikan peluang bagi Murba ketika Soekarno menjadikannya penyeimbang posisi PKI. Kongres Murba kelima pada Desember 1959 dihadiri langsung oleh Presiden Soekarno. Chaerul Saleh dan Prijono masuk kabinet sedangkan Adam Malik dan Sukarni menjadi Duta Besar di Moskow dan Beijing. Puncaknya, Tan Malaka diangkat menjadi pahlawan nasional pada 1963.

Pertentangan antara Murba dan PKI semakin tajam. Ketika PKI semakin kuat, Murba bekerja sama dengan militer dan pihak lain dalam usaha menjegal PKI dengan membentuk Badan Pendukung Soekarnoisme (BPS). Namun setelah itu BPS dibubarkan oleh Bung Karno. Sukarni dan Syamsudin Chan ditahan pada awal 1965. Murba dibekukan dan kemudian dibubarkan pada September 1965 karena dituduh menerima uang US$ 100 juta dari CIA untuk menggulingkan Presiden. Pada 17 Oktober 1966 Soekarno merehabilitasi partai Murba melalui Keputusan Presiden Nomor 223 Tahun 1966.



d. Masa Orde Baru

Pada awal Orde Baru, Adam Malik menjadi Menteri Luar Negeri dan kemudian Wakil Presiden. Namun posisinya ini tidak berpengaruh sama sekali bagi Partai Murba.

Dalam pemilu pertama era Orde Baru, Juli 1971 — dua bulan setelah wafatnya Sukarni, tokoh partai ini — Murba memperoleh 49 ribu suara (0,09 persen pemilih). Tetapi kegagalan utama Murba disebabkan oleh stigma rezim Orde Baru terhadap seluruh golongan kiri. Selain itu Orde Baru juga menabukan sosok Tan Malaka. Gelar pahlawannya memang tak pernah dicabut, tetapi namanya dihilangkan dari buku pelajaran sejarah di sekolah. Dalam pemilu selanjutnya (1977) Murba berfusi dengan Partai Demokrasi Indonesia.



e. Masa reformasi

Setelah Soeharto jatuh, Murba, yang menyebut dirinya ”Musyawarah Rakyat Banyak” itu, mencoba mengikuti Pemilu pada tahun 1999. Sayangnya mereka hanya mendapat 62 ribu suara (0,06 persen pemilih) sehingga tidak lolos electoral threshold untuk Pemilu berikutnya. Menjelang Pemilu 2009, partai ini muncul kembali dalam bentuk baru dengan nama Partai Murba Indonesia akan tetapi partai ini tidak lolos seleksi oleh KPU.[5]


POKOK PEMIKIRAN & GAGASAN
a. Perjuangan

Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.

Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan alasan pertama: memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua, memberikan kebebasan kepada murid untuk mengikuti kegemaran mereka dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan; ketiga, untuk memperbaiki nasib kaum miskin. Untuk mendirikan sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga sekolah itu semakin lama semakin besar.

Perjuangan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh.

Seperti dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.

Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskwa diikuti oleh kaum komunis dunia. Dengan demikian tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih berat dari keanggotaannya di PKI.

Sebagai seorang pemimpin yang masih sangat muda ia meletakkan tanggung jawab yang sangat berat pada pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan PKI, Sardjono-Alimin-Musso.

Pemberontakan 1926 yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang berakibat bunuh diri bagi perjuangan nasional rakyat Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan 1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan kecil di beberapa daerah di Indonesia. Maka dengan mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda dapat mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik ditangkap dan ditahan. Ada yang disiksa, ada yang dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Jaya. Peristiwa ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menangkap, menahan dan membuang setiap orang yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka perjaungan nasional mendapat pukulan yang sangat berat dan mengalami kemunduran besar serta lumpuh selama bertahun-tahun.

Tan Malaka yang berada di luar negeri pada waktu itu, berkumpul dengan beberapa temannya di Bangkok. Di ibu kota Thailand itu, bersama Soebakat dan Djamaludddin Tamin, Juni 1927 Tan Malaka memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia (PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis "Menuju Republik Indonesia". Itu ditunjukkan kepada para pejuang intelektual di Indonesia dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon, Hong Kong, April 1925.

Prof. Mohammad Yamin, dalam karya tulisnya "Tan Malaka Bapak Republik Indonesia" memberi komentar: "Tak ubahnya daripada Jefferson Washington merancangkan Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaannya tercapai atau Rizal Bonifacio meramalkan Philippina sebelum revolusi Philippina pecah…."



b. Madilog

Madilog merupakan istilah baru dalam cara berpikir, dengan menghubungkan ilmu bukti serta mengembangkan dengan jalan dan metode yang sesuai dengan akar dan urat kebudayaan Indonesia sebagai bagian dari kebudayaan dunia. Bukti adalah fakta dan fakta adalah lantainya ilmu bukti. Bagi filsafat, idealisme yang pokok dan pertama adalah budi (mind), kesatuan, pikiran dan penginderaan. Filsafat materialisme menganggap alam, benda dan realita nyata obyektif sekeliling sebagai yang ada, yang pokok dan yang pertama.

Bagi Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) yang pokok dan pertama adalah bukti, walau belum dapat diterangkan secara rasional dan logika tapi jika fakta sebagai landasan ilmu bukti itu ada secara konkrit, sekalipun ilmu pengetahuan secara rasional belum dapat menjelaskannya dan belum dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana.

Semua karya Tan Malaka dan permasalahannya didasari oleh kondisi Indonesia. Terutama rakyat Indonesia, situasi dan kondisi nusantara serta kebudayaan, sejarah lalu diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalahnya. Cara tradisi nyata bangsa Indonesia dengan latar belakang sejarahnya bukanlah cara berpikir yang teoritis dan untuk mencapai Republik Indonesia sudah dia cetuskan sejak tahun 1925 lewat Naar de Republiek Indonesia.

Jika membaca karya-karya Tan Malaka yang meliputi semua bidang kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan sampai kemiliteran (Gerpolek-Gerilya-Politik dan Ekonomi, 1948), maka akan ditemukan benang putih keilmiahan dan ke-Indonesia-an serta benang merah kemandirian, sikap konsisten yang jelas dalam gagasan-gagasan serta perjuangannya.



c. Pahlawan

Peristiwa 3 Juli 1946 yang didahului dengan penangkapan dan penahanan Tan Malaka bersama pimpinan Persatuan Perjuangan, di dalam penjara tanpa pernah diadili selama dua setengah tahun. Setelah meletus pemberontakan FDR/PKI di Madiun, September 1948 dengan pimpinan Musso dan Amir Syarifuddin, Tan Malaka dikeluarkan begitu saja dari penjara akibat peristiwa itu.

Di luar, setelah mengevaluasi situasi yang amat parah bagi Republik Indonesia akibat Perjanjian Linggajati 1947 dan Renville 1948, yang merupakan buah dari hasil diplomasi Sutan Syahrir dan Perdana Menteri Amir Syarifuddin, Tan Malaka merintis pembentukan Partai MURBA, 7 November 1948 di Yogyakarta.

Pada tahun 1949 tepatnya bulan Februari Tan Malaka hilang tak tentu rimbanya, mati tak tentu kuburnya di tengah-tengah perjuangan bersama Gerilya Pembela Proklamasi di Pethok, Kediri, Jawa Timur. Tapi akhirnya misteri tersebut terungkap juga dari penuturan Harry A. Poeze, seorang Sejarawan Belanda yang menyebutkan bahwa Tan Malaka ditembak mati pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya[1].

Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV, Harry A Poeze kembali merilis hasil penelitiannya, bahwa Tan Malaka ditembak pasukan TNI di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri pada 21 Februari 1949.

Namun berdasarkan keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno 28 Maret 1963 menetapkan bahwa Tan Malaka adalah seorang pahlawan kemerdekaan Nasional.



d.Tan Malaka dalam fiksi



Sampul Majalah Tempo dengan Tan Malaka

Dengan julukan Patjar Merah Indonesia Tan Malaka merupakan tokoh utama beberapa roman picisan yang terbit di Medan. Roman-roman tersebut mengisahkan petualangan Patjar Merah, seorang aktivis politik yang memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air-nya, Indonesia, dari kolonialisme Belanda. Karena kegiatannya itu, ia harus melarikan diri dari Indonesia dan menjadi buruan polisi rahasia internasional.

Salah satu roman Patjar Merah yang terkenal adalah roman karangan Matu Mona yang berjudul Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia). Nama Pacar Merah sendiri berasal dari karya Baronesse Orczy yang berjudul Scarlet Pimpernel, yang berkisah tentang pahlawan Revolusi Prancis.

Dalam cerita-cerita tersebut selain Tan Malaka muncul juga tokoh-tokoh PKI dan PARI lainnya, yaitu Muso (sebagai Paul Mussotte), Alimin (Ivan Alminsky), Semaun (Semounoff), Darsono (Darsnoff), Djamaluddin Tamin (Djalumin) dan Soebakat (Soe Beng Kiat).

Kisah-kisah fiksi ini turut memperkuat legenda Tan Malaka di Indonesia, terutama di Sumatera.

Beberapa judul kisah Patjar Merah:

Matu Mona. Spionnage-Dienst (Patjar Merah Indonesia). Medan (1938)

Matu Mona. Rol Patjar Merah Indonesia cs. Medan (1938)

Emnast. Tan Malaka di Medan. Medan (1940)

Tiga kali Patjar Merah Datang Membela (1940)

Patjar Merah Kembali ke Tanah Air (1940)

Dari Pendjara ke Pendjara

Menuju Republik Indonesia

Dari Pendjara ke Pendjara, autobiografi

Madilog

Gerpolek



e. Pendiri Partai Murba

Tan Malaka tidak berhasil membesarkan Partai Murba, karena ia ditembak mati di Kediri tigabulan setelah mendirikan partai itu. Pilihan hari pembentukan partai itu, 7 November 1948 — bertepatan dengan hari revolusi Rusia. Murba muncul setelah Partai Komunis Indonesia tersingkir pasca-Peristiwa Madiun, September 1948. Karena itu Murba dicitrakan sebagai partai komunis baru atau semacam pengganti PKI.

Logo Partai Murba

Murba atau Musyawarah Rakyat Banyak adalah partai politik Indonesia yang didirikan pada 7 November 1948 oleh Tan Malaka, Chaerul Saleh, Sukarni dan Adam Malik[1]. Partai ini sempat dibekukan pada September 1965, akan tetapi setahun kemudian partai ini direhabilitasi oleh pemerintah yang dalam masa peralihan dari Soekarno ke Soeharto. Pada tahun 1971, partai ini mnegikuti Pemilu 1971 akan tetapi pada Pemilu 1977 partai ini dilebur dalam Partai Demokrasi Indonesia[2]. Pada era demokrasi dibuka kembali oleh pemerintah di Pemilu 1999, partai ini muncul kembali dengan nama Partai Murba dengan nomor urut 31[3] akan tetapi karena tidak memenuhi electoral threshold partai ini lenyap kembali. Saat ini partai ini mulai bangkit kembali dengan nama Partai Murba Indonesia meskipun tidak lolos seleksi untuk mengikuti Pemilu 2009[4].


DAFTAR PUSTAKA

a. Rujukan

1."Warisan Tan Malaka", Tempo Interaktif, 11 Agustus 2008

2."Tan Malaka dan Adam Malik", MyRMNews, 29 November 2008

3."Nomor 31 PARTAI MUSYAWARAH RAKYAT BANYAK (Murba)", SeaSite, diakses 26 Januari 2009

4."Partai Murba Indonesia", Indopolitik, diakses 26 Januari 2009

5."Partai Murba Indonesia Dideklarasikan", Tempo Interaktif, 13 Januari 2007

b. Referensi

1.a b "Misteri Kematian Tan Malaka Terungkap", Kompas, diakses Juli 2007

2.lihat Soejatno dan Anderson B 1974. Revolution and social tensions in Surakarta 1945-1950. Indonesia 17:99-111 (dengan dua rujukan lainnya di catatan kaki)
TAEKWONDO
Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olahraga bela diri asal Korea yang juga populer di Indonesia, olah raga ini juga merupakan olahraga nasional Korea. Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia[rujukan?] dan juga dipertandingkan di Olimpiade.

Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau "seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.

Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).

Tiga materi dalam latihan

1.Poomsae atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.

2.Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.

3.Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.


Filosofi sabuk pada Tae Kwon Do

Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna,permulaan.Di sini para taekwondoin empelajari jurus dasar(gibon)1

Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.Mempelajari gibon 2 dan 3.Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dahulu.

Hijau melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2).Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dahulu.

Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 4).Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dahulu.
Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita.(mempelajari taeguk 6). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.

Hitam melambangkan akhir,kedalaman,kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan.Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 9. Juga melambangkan alam semesta.

Terminologi Tae Kwon Do

1.Sabeum = Instruktur

2.Sabeum Nim = Instruktur Kepala

3.Seonbae = Senior

4.Hubae = Junior

5.Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do

6.Muknyeom = Meditasi

7.Dobok = Seragam Tae Kwon Do

8.Ti = Sabuk Latihan

9.Oen = Kiri

10.Oreon = Kanan

11.Joonbi = Siap

12.Sijak = Mulai (Tanpa Komando(biasa dilakukan di poomse))

13.Kalryeo = Stop

14.Keysok = Lanjutkan

15.Keuman = Selesai

16.A Nee = Tidak

17.Yee = Ya

18.Eolgol = Sasaran atas

19.Moumtong = Sasaran tengah

20.Arae = Sasaran bawah

21.Kyungrye = hormat

22.chariot= mempersiapkan diri

23.nici= sekian

24.belci ki manisi= tempat istirahat

25.menicip= pengawas taekwondo

26.dobeon= dua kali

27.sambeon= tiga kali

28.iljang= satu

29.ijang= dua

30.samjang= tiga

31.sahjang= empat

32.ohjang= lima

33.yukjang= enam

34.chiljang= tujuh

35.paljang= delapan


Pukulan, Tendangan, dan Tangkisan

Pukulan
Yeop Jireugi = Pukulan Samping

Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas

Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait

Pyojeok Jireugi = Pukulan Dengan Sasaran

momtong jireugi= pukulan mengarah ke tengah(pukulan mengarah ke ulu hati)

are jireugi= pukulan ke bawah

oreon jireugi= pukulan dengan tangan kanan yang dilakukan sambil menendang(ap chagi)

Eolgol jireugi=pukulan ke atas (pukulan mengarah ke kepala)

hengek= menunduk

ap chumbi= siap


Tendangan

Ap Chagi = Tendangan depan

Dollyo Chagi = Tendangan setengah melingkar

Yeop Chagi = Tendangan samping menggunakan pisau kaki

Dwi Chagi = Tendangan belakang

Twieo Dwi Chagi = Tendangan belakang yang dilakukan sambil melompat

Twieo Yeop Chagi = Tendangan samping yang dilakukan sambil memutar

Goley chagi= Tendangan ganda

Sip Chagi An Chagi= Tendangan yang dilakukan sambil melompat dan tangkisan aremaki

Penriyti Chagi= Tendangan keliling.

Dwi Hurigi= Tendangan berputar melalui belakang.

Del'o chigi= Tendangan mencangkul ke arah kepala menggunakan tumit


Tangkisan

Aremagi = Tangkisan bawah

Eolgol Ceceumaki = Tangkisan ke arah kepala

Bakat Momtong Bakat Magi = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian dalam lengan bawah.

Bakat Momtong An Magi = Tangkisan dari arah dalam menggunakan bagian luar lengan bawah.

An Magi = tangkisan dari arah luar.

Bina Magi an magi= tangkisan yang dimulai dari lengan bawah dan saat masuk ke dalam harus melalui lengan atas.

An palmok montong bakat magi= tangkisan ke arah lengan bawah

IBU

Ibu...

adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa

Ibu...
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam

Ibu...
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian

Ibu...
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku

Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu

Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku

Ibu...
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga

Ibu...
hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas

Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu

Ibu..., I LOVE YOU SO MUCH
juga kepada Ayah...!!!

By: suroyo “roy”(Ladies lounge)
SEKOLAHKU

(Sekolah Berbudaya Lingkungan Hidup)

 

Syukur alhamdulillah SMAN 9 Tangerang Selatan (ex.SMAN 4 Ciputat) dapat mengembangkan teknologi informasi melalui proses belajar mengajar sebagai salah satu bentuk perubahan dalam dunia pendidikan sesuai dengan perubahan zaman. Hal ini dilakukan untuk menjawab tantangan dunia global yang harus dikuasai oleh seluruh komponen SMA Negeri 9 Tangsel. Untuk itu kehadiran website ini mudah-mudahan dapat menjawab tantangan dalam dunia informatika selain dapat menguasai teknologinya juga dapat dijadikan sebagai alat pembelajaran dan memperkaya ilmu pengetahuan yang tidak didapatkan di sekolah. Kehadiran website ini selain sebagai sarana pembelajaran mudah-mudahan dapat dijadikan sarana komunikasi bagi para siswa dan alumni dimanapun berada bagi kepentingan kemajuan SMAN 9 Tangsel, begitu pula bagi para dewan guru kehadiran website ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan sekaligus dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.



Profil SMAN 9 Kota Tangerang Selatan



Nomor Statistik Sekolah :301300410012

Nomor Pokok Sekolah Nasional:20613469

Nomor Akte Pendirian :421/Kep.134-Huk/2006

Tanggal Berdiri :26 April 2006

Wilayah :Kel.Serua Kec.Ciputat Kota.Tangerang Selatan Prop.Banten



VISI

“Menghasilkan lulusan yang kreatif-inovatif dalam penguasaan IPTEK yang berwawasan lingkungan, memiliki integritas moral tinggi dan bangga sebagai bangsa Indonesia”



MISI



1.Menumbuh kembangkan kultur positif berlandaskan IMTAK;

2.Membudayakan sikap kreatif-inovatif dalam penguasaan IPTEK yang berwawasan lingkungan;

3.Mewujudkan Life-skill siswa dengan memberdayakan Multiple-Intelegence;

4.Memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran alam berbasis ICT;

5.Menjadikan siswa sebagai bagian dari komunitas global yang mampu bekerjasama secara individu maupun kelompok.



NILAI-NILAI

“Membentuk insan-insan visioner, disiplin, dan memiliki tanggung jawab sebagai bekal dalam kehidupan di masa depan”



TUJUAN

1.Meningkatkan kualitas lulusan;

2.Meningkatkan nilai Ujian Nasional (UN) dan meningkatkan jumlah lulusan yang diterima



di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) setiap tahun;

3.Mewujudkan life skill siswa dengan memperdayakan multiple intelligence melalui proses pembelajaran yang bersifat kontekstual;

4.Memiliki pemahaman pendidikan sebagai profesi dan melaksanakan kerangka moral, legal dan etika bekerja yang berkaitan dengan profesi pendidik;

5.Menguasai teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu media pembelajaran;

6.Memiliki kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara efektif dan efisien baik lisan maupun tertulis dalam berinteraksi di kelas maupun dalam kegiatan ilmiah;

7.Memiliki sistem informasi sekolah dalam sebuah jaringan komputerisasi;

8.Memiliki struktur organisasi yang dinamis, efektif dan efisien sesuai dengan visi dan misi sekolah dalam mendukung keberhasilan pembelajaran siswa;

9.Memiliki tenaga pendukung yang mampu menggunakan dan mengoperasikan



sistem operasi sekolah;

10.Memiliki sarana dan prasarana pendidikan sesuai standar sarana pendidikan;

11.Memiliki ruang belajar dan riset guru (TRCC);

12.Memperoleh prestasi dalam keikutsertaan bidang olahraga, seni dan sains tingkat kabupaten dan provinsi.





PROFIL KEPALA SEKOLAH

Nama Lengkap :NENG NURHEMAH

Tempat, tanggal lahir :Tangerang, 27 Juli 1962

Pendidikan Terakhir :S2

Spesialisasi/Jurusan :Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Pangkat Golongan :Pembina IV/a

Prestasi :Kepala Sekolah Berprestasi tk. Nasional

Penghargaan :The Leadership Award 2009





Dra. NENG NURHEMAH, M.Pd sebagai putri ke-4 dari 12 bersaudara kelahiran Setu-Serpong Tangerang adalah sosok putri betawi yang memulai karir sebagai guru bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Kota Tangerang, sosok wanita yang dikenal memiliki keteguhan dan ketegasan dalam memimpin.



Keteguhan dan eksistensinya diuji ketika menerima SK sebagai Kepala SMA Negeri 4 Ciputat (sebelum menjadi SMAN 9 Tangsel) yang berdiri anomali yang dikatakan oleh semua kalangan pendidikan sesuatu hal yang luar biasa, yang tidak ada gedung sekolah sebagai tempat melaksanakan pendidikan dan hanya ada 1 orang guru dan 2 orang siswa. Ujian keduanya ketika sudah bertugas di SMA Negeri 2 Pamulang harus kembali lagi ke SMA Negeri 4 Ciputat dengan berbagai permasalahan yang harus diselesaikan tetapi beliau tetap tegar dan konsisten untuk terus berbuat yang terbaik untuk dunia pendidikan tanpa lelah dengan prinsip “Rahmatan Lilalamin” dimanapun beliau bertugas.



Beliau memiliki komitmen untuk membantu putra-putri daerah dilingkungannya khususnya diwilayah Tangerang untuk dapat berprestasi. Impiannya adalah agar masyarakat Betawi-Serpong dalam 5 (lima) tahun kedepan tidak lagi menjadi penonton kemajuan didaerah Tangerang Selatan, tetapi mampu bersaing untuk menjadi pelaku, dan keyakinannya melihat dari sisi pendidikan inilah awal impian tersebut dapat terwujud. Visi layanan pendidikan PRIMA (Propesional, Ramah, Ikhlas, Mutu dan Antusias) dimulai pada tingkat pendidikan menengah ( karena tempat pengabdian beliau berada di lingkup ini) dengan cara membekali siswa mereka dengan program life-skill yang akan sangat berguna bagi siswa (ketika tidak dapat langsung melanjutkan pendidikan) dan sangat bermanfaat bagi siswa yang meneruskan pendidikannya di Perguruan Tinggi.


Peraih guru berprestasi tingkat nasional tahun 2003 ini menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UHAMKA), menggagas program inovasi SMA Negeri 1 Pamulang pada tahun 2003-2004 dan menjadi ketua program SBI SMA Negeri 1 Pamulang tahun 2005-2006. Sedangkan penghargaan yang diterima ibu 3 anak ini (Dini alumni FE-UI, Randy sebagai mahasiswa FT-UI dan Dita sebagai siswi SMA Negeri 1 Pamulang), antara lain Guru berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2003, Juara 1 Guru berprestasi Tingkat Provinsi Tahun 2003, Juara 1 Guru berprestasi Tingkat Kabupaten Tahun 2003, Peserta lomba pembuatan multimedia pembelajaran SMA (model pembelajaran Bahasa Inggris berbasis ICT) Tingkat Nasional Tahun 2004. Penulis Buku Pelajaran Bahasa Inggris Provinsi Banten “New English Competency for Senior High School” Tahun 2003, ketika masih mengajar aktif sebagai instruktur Bahasa Inggris Kabupaten Tangerang, dan bertanggungjawab dalam program SDIP (School Development Investment Plan) SMA Negeri 1 Pamulang tahun 2004-2012.



Konsep dan implementasinya dengan mampu melaksanakan program plus (PBKL Mandiri), dalam kepemimpinannya dituangkan dalam berbagai inovasi program di SMA Negeri 2 Pamulang dan SMA Negeri 9 Tangsel, antara lain :



a)mempersiapkan SDM guru dan karyawan yang cerdas nurani dan prima serta mengembangkan komunikasi empati diantara sesama;

b)Mengembangkan konsep inovasi sekolah dalam bidang akademik;

c)Mengimplementasi program berbasis keunggulan lokal ke dalam program unggulan inovasi pembelajaran di sekolah, melalui kerjasama Dunia Usaha dan Dunia Industri. Khususnya fokus dalam menggagas program keunggulan lokal berbasis lingkungan sebagai implementasi dukungan terhadap program pemerintah dan dalam mengatasi pemanasan global (Global Warming);

d)Menerapkan strategi dan membangun serta meningkatkan fasilitas pendukung pendidikan di sekolah;



Konsep tersebut telah membuahkan hasil dimana SMA Negeri 2 Pamulang dalam kepemimpinan beliau telah mencapai Akreditasi Sekolah dengan nilai “A”, itupun yang tengah dilakukan oleh beliau sebagai Kepala SMA Negeri 9 Tangsel saat ini, sehingga sangat pantaslah apabila Dra. Neng Nurhemah, M.Pd menerima penghargaan “The Leadership Award 2009”





SEJARAH SMA NEGERI 9 TANGERANG SELATAN

Sebelum wilayah kecamatan Ciputat masuk ke dalam wilayah kota Tangerang Selatan, SMAN 9 Tangsel masih bernama SMA Negeri 4 Ciputat. Berdasarkan Keputusan Bupati Tangerang, No.421/Kep.134-HUK/2006 tertanggal 26 April 2006, SMAN 4 Ciputat berdiri anomali yang dikatakan oleh semua kalangan pendidikan sebagai sesuatu hal yang luar biasa. Tidak ada gedung sekolah sebagai tempat melaksanakan pendidikan, SMAN 4 Ciputat menumpang di sebuah SMP swasta (SMP Tirta Buaran) yang beralamat di Jl. Serua Raya Bukit Indah No.12, Ciputat-Tangerang dengan biaya sewa yang sangat tinggi. Sangat dikhawatirkan jika sampai tahun yang akan datang (tahun pelajaran 2007-2008) belum memiliki gedung sedangkan jumlah siswa akan bertambah, hal ini akan menyebabkan kemungkinan besar sekolah tidak sanggup melaksanakan proses belajar mengajar karena biaya sewa akan semakin tinggi. Disamping itu, jumlah lokal ruang di SMP Tirta Buaran yang saat dijadikan tempat PBM hanya memiliki ruang belajar 8 (delapan) ruang, yang tentunya akan menjadi beban kepada para orang tua siswa yang membutuhkan jasa pendidikan sekolah bagi putra-putrinya. Hingga di penghujung tahun pelajaran 2006-2007 (Drs. Muhamad, M.Si selaku Camat Ciputat, H. Deden Djuardi selaku Lurah Serua, Drs. Sutarno, M.Pd selaku Ketua Komite SMAN 4 Ciputat, Syaeful Bahri, SE selaku tokoh masyarakat Serua dan Dra. Neng Nurhemah, M.pd selaku Kepala Sekolah SMAN 4 Ciputat/Perintis), dengan niat yang tulus, ikhlas demi memajukan pendidikan mulai mencari lokasi. Didapatlah lokasi yaitu di Jl. Hidup Baru Serua Raya No.31, Ciputat – Tangerang. Tantangan kembali menghadang karena lokasi tempat akan dibangun gedung penuh dengan tebing. Kembali dengan niat yang tulus, ikhlas demi memajukan pendidikan, lokasi lahan yang demikian bukanlah sebuah penghalang. Demi hanya agar siswa-siswi SMAN 4 Ciputat dapat mengenyam pendidikan dengan penuh rasa nyaman dan aman, mulailah dilaksanakan pembangunan. Proses pembangunan tidak ada jalan lain adalah dengan meratakan lokasi lahan yang penuh tebing dan menyiapkan akses jalan masuk ke lokasi karena memang lokasi lahan berada jauh dari jalan raya dan cukup terpencil. Setahap demi setahap mulailah berdiri SMAN 4 Ciputat, bahkan rapat calon siswa baru tahun pelajaran 2007-2008 antara orang tua murid dengan komite sekolah dilaksanakan dalam suasana sangat memprihatinkan. Tetapi dengan semangat kebersamaan, pendidikan sebagai bekal hidup siswa-siswi harus berjalan terus. Silahkan masyarakat memberikan penilaian sendiri, saat itu (awal tahun pelajaran 2007-2008) kami melaksanakan proses belajar mengajar hanya dengan 5 lokal ruang kelas permanen. Kepala sekolah, Tatausaha dan Guru ikhlas berpanas-panasan dan berdesakan karena menempati bedeng. Bahkan sejak kepindahan dengan terpaksa dari SMPS Tirta Buaran, kami sempat melayani siswa dan orangtua di rumah kontrakan. Bagi masyarakat yang melihat, menyekolahkan ataupun mengabdi di SMAN 9 kini, mungkin tidak mengetahui betapa perjuangan kami sangat berat. Akan tetapi, sekali lagi, dengan niat karena Allah, ikhlas demi kemajuan pendidikan Indonesia, hal-hal tersebut di atas tidak pernah kami jadikan hambatan. Kini SMAN 4 Ciputat dengan nama SMAN 9 Tangsel telah berdiri megah. Peluh, keringat dan air mata kami kini telah berganti bahagia. Kami kini siap berkiprah, terus berjuang menjadi salah satu SMA Negeri di Indonesia yang kelak akan mencetak pemimpin-pemimpin. Karenanya, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang kebaikannya hanya Allah SWT yang sanggup membalasnya kepada mereka-mereka yang telah meletakkan dasar di SMAN 9 Tangsel. Hanya : Berjuang, Berkarya dan Berhasil yang ada di benak kami.